Rabu, 30 Mei 2012

Produk Daulah Khilafah: Al-Khazin


Abu Ja’far Muhammad bin Muhammad Al-Husayn Al-Khurasani Al-Khazin atau yang lebih dikenal dengan nama Al-Khazin. Ejaan namanya yang mirip dengan Al-Khazen terkadang sulit membedakannya dengan Hasan ibnu Haitsam (Al-Khazen). Sebab itulah, namanya agak kurang mencuat. Ilmuwan yang berasal dari Marv, Khurasan, Iran ini meninggal dunia antara 961-971 M. Tak ada yang tahu pasti tahun kelahirannya. Al-khazin merupakan ilmuwan yang zuhud, menjalani hidup dengan begitu sederhana. Hadiah dari para penguasa dan pegawai kerajaan sering ditolaknya untuk menjaga dirinya agar tidak terlena oleh kesenangan duniawi (baca: materi). Ia benar-benar memahami penyakit al-Wahn (cinta dunia dan takut mati) yang harus ia hindari. Karena terkadang materi membuat seseorang lupa akan kenikmatan sesungguhnya di akhirat kelak, dan menganggap bahwa materilah yang mampu menciptakan kebahagiaan.
Dunia mengagumi keahliannya dalam bidang matematika, fisika, dan astronomi. Terbukti selama berabad-abad, rumus dan metode perhitungan untuk menguraikan soal-soal rumit tetap dijadikan rujukan di universitas-universitas terkemuka. Tidak hanya di dunia Islam, bahkan juga di dunia barat.

Torehan Prestasi Al-khazin dan sumbangsihnya bagi kemajuan IPTEK
  1. Kitab al-Masail al-Adadiyya yang di dalamnya tercantum karya Ibnu Majah, yaitu al-Fihrist edisi Kairo, Mesir. 
  2. Karyanya yang paling terkenal adalah Matalib Juziyya mayl alMuyul al-Juziyya wa al-Matali fi al-Kuraal Mustakima. Seluruh kemampuan intelektualnya dia curahkan pada karya ini.
  3. Perhitungan rumus teorema sinus untuk segitiga. Seperti tercantum dalam buku al-Fihrist edisi Kairo, AlKhazin pernah memberikan komentar ilmiah terhadap buku Element yang ditulis oleh ilmuwan Yunani, Euclides, termasuk bukti-bukti yang diuraikannya menyangkut kekurangan serta kelemahan pemikiran Euclides.
  4. Peragaan rumus untuk mengetahui permukaan segitiga sebagai fungsi sisi-sisinya. Ia mengambil metode penghitungan setiap sisi kerucut. Dengan itu, dirinya berhasil memecahkan bentuk persamaan x3 + a2b = cx2. Di ranah matematika, persamaan  itu sangat terkenal. Ini merupakan sebuah soal matematika rumit yang diajukan oleh Archimedes dalam bukunya The Sphere and the Cylinder. 
  5.  Zij as Safa'ih. Buku yang sangat berpengaruh dalam dunia astronomi. Ia mempersembahkan buku ini kepada salah satu gurunya, Ibnu Al-Amid. Ia juga membahas tentang peralatan astronomi untuk mengukur ketebalan udara dan gas (sejenis aerometer). Saat nilai ketebalan bergantung pada suhu udara, alat ini merupakan langkah penting dalam mengukur suhu udara dan membuka jalan terciptanya termometer. Manuskrip karya Al-Khazin tersebut tersimpan di Berlin, Jerman, namun hilang ketika berkecamuk Perang Dunia II. Oleh astronom terkemuka, Al-Qifti, karya itu dianggap sebagai subyek terbaik dan sangat menarik untuk dipelajari. Buku Zij as Safa'ih menuai banyak pujian dari para ilmuwan.
  6. Mekanisme teknis instrumen astronomi berhasil diurai dan dijelaskan dengan baik oleh Al-Khazin dan sikap kritis Al-Khazin saat mengomentari pemikiran Abu Ma'syar tentang teknis instrumen astronomi, itu semua membuat ilmuwan ternama kagum kepada dirinya, seperti Al-Biruni dan juga Abu Al-Jud Muhammad Al-Layth yang memberikat apresiasi yang besar terhadap dirinya.
  7. Sumbangsih lain adalah menyangkut penentuan azimut atau ukuran sudut arah kiblat dengan memakai peralatan tertentu. Al-Khazin berhasil mengenalkan metode hitung segitiga sferis. 
  8. Komentar-komentarnya cukup mendalam terhadap karya astronomi lain, misalnya komentarnya atas buku ke10 dari Nasr Mansur dalam Rasail Abi Nasr ila al-Biruni dan ia juga pernah menulis sebuah komentar atas Almagest karya Ptolemeus.
  9. Melalui tulisannya yang berjudul Sirr al-Alamin, Al-Khazin mengembangkan lebih jauh gagasan-gagasan dari Ptolemeus yang terdapat pada buku Planetary mengenai sudut kemiringan eliptik. 
  10. Seperti disebutkan pada buku Seri Ilmuwan Muslim Pengukir Sejarah, sekian banyak teks dan risalah ilmiah Al-Khazin tak banyak tersisa pada masa kini.

Khazanah keilmuwan Al-Khazin yang tertuang dalam buku Zij as Safa’ih

Saya akan menjabarkan sedikit isi dari buku Zij as Safa’ih nya. Salah satunya mengenai penetapan inklinasi eliptika. Persoalan astronomi ini sudah mengemuka sejak zaman Archimedes. Para ilmuwan Muslim seperti Al-Mahani yang pertama kali mengangkat kembali tema ini. Namun Al-Khazinlah yang akhirnya berhasil menjabarkannya dengan baik. Menurut Al-Khazin, pembagian bola dengan sebuah bidang datar dalam satu rasio ditentukan dengan menyelesaikan persamaan pangkat tiga. Demikian ilmuwan ini menyelesaikan soal astronomi tadi yang segera mendapatkan pujian dari astronom-astronom lainnya. Hal lain yang ia kupas dalam buku Zij as Safa’ih yaitu penetapan titik derajat tengah atau cakrawala yang kemiringannya tidak diketahui sebelumnya dan juga perhitungan sudut matahari melalui penentuan garis bujur.

Rekam Jejak Al-Khazin: Produk Daulah Khilafah


Prestasi-prestasi yang ia raih, tidak terlepas dari peran negara (baca: Khilafah) dalam mencetak generasi-generasi yang unggul dan prestatif, yang tidak hanya faqih dalam agama namun juga memberikan sumbangsih yang besar bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan  teknologi saat ini. Khilafah menciptakan suatu kondisi yang kondusif bagi terbentuknya para ilmuwan yang cerdas. Guru-guru yang mengajar di sekolah-sekolah daulah khilafah, bukanlah guru asalan. Mereka adalah para guru yang terkenal dengan keilmuwannya. Sebut saja Abu Al-Fadhl bin Al-Amid, salah satu guru yang menghiasi rekam jejak Al-Khazin dalam menuntut ilmu, ia bukan hanya seorang guru yang keilmuwannya sudah diakui, namun ia juga seorang menteri pada masa Buwayhi di Rayy. Selain itu, motivasi yang diberikan kepada para pelajar di Daulah Khilafah bukanlah motivasi untuk meraih materi, namun motivasi yang bersumber dari adanya Al-Idraku ash-Shilatu billah (Kesadaran akan hubungannya (manusia) dengan Allah SWT). Kesadaran itulah yang ditumbuhkan kepada para pelajar di Daulah Khilafah sehingga mampu mencetak generasi-generasi yang unggul nan prestatif.  Ilmuwan-ilmuwan di negara Islam (Daulah Khilafah) bagaikan cendawan di musim hujan, jumlahnya sangat banyak. Bahkan jika kita hendak menghitungnya pun, maka kita tak akan bisa. Mereka pun bukan ilmuwan yang belajar untuk mencari materi semata, mereka bukan hanya belajar semata-mata karena mencintai ilmu pengetahuan. Namun, dibalik itu ada dorongan yang luar biasa membuat mereka terdorong untuk belajar dan berkarya untuk kemashlahatan umat. Dorongan itu tak lain adalah karena keimanan kepada Allah SWT. Jika Dorongan itu berasal dari keimanan kepada Allah, maka wajar saja jika untuk melompat dari sebuah bukit nan tinggi pun mereka mampu.
Allah SWT berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ وَإِذَا قِيلَ انشُزُوا فَانشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan Memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan Mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Teliti apa yang kamu kerjakan. [QS. Al-Mujaadilah 58:11]
Rasulullah SAW bersabda:

عن ابن عمر ، أن رجلا جاء إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم ، فقال : يا رسول الله أي الناس أحب إلى الله ؟ وأي الأعمال أحب إلى الله عز وجل ؟ فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : « أحب الناس إلى الله أنفعهم للناس ، وأحب الأعمال إلى الله سرور تدخله على مسلم ، أو تكشف عنه كربة ، أو تقضي عنه دينا ، أو تطرد عنه جوعا ، ولأن أمشي مع أخ لي في حاجة أحب إلي من أن أعتكف في هذا المسجد ، يعني مسجد المدينة ، شهرا ، ومن كف غضبه ستر الله عورته ، ومن كظم غيظه ، ولو شاء أن يمضيه أمضاه ، ملأ الله عز وجل قلبه أمنا يوم القيامة ، ومن مشى مع أخيه في حاجة حتى أثبتها له أثبت الله عز وجل قدمه على الصراط يوم تزل فيه الأقدام »


Dari Ibnu Umar bahwa seorang lelaki mendatangi Rasulullah Shallallahualaihiwassalam dan berkata,”Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling diicintai Allah ? dan amal apakah yang paling dicintai Allah swt?” Rasulullah Shallallahualaihiwassalam menjawab,”Orang yang paling dicintai Allah adalah orang yang paling bermanfaat buat manusia dan amal yang paling dicintai Allah adalah kebahagiaan yang engkau masukkan kedalam diri seorang muslim atau engkau menghilangkan suatu kesulitan atau engkau melunasi utang atau menghilangkan kelaparan. Dan sesungguhnya aku berjalan bersama seorang saudaraku untuk (menuaikan) suatu kebutuhan lebih aku sukai daripada aku beritikaf di masjid ini—yaitu Masjid Madinah—selama satu bulan. Dan barangsiapa yang menghentikan amarahnya maka Allah akan menutupi kekurangannya dan barangsiapa menahan amarahnya padahal dirinya sanggup untuk melakukannya maka Allah akan memenuhi hatinya dengan harapan pada hari kiamat. Dan barangsiapa yang berjalan bersama saudaranya untuk (menunaikan) suatu keperluan sehingga tertunaikan (keperluan) itu maka Allah akan meneguhkan kakinya pada hari tidak bergemingnya kaki-kaki (hari perhitungan).” (HR. Thabrani)

Sungguh, untuk mewujudkan generasi-generasi yang beriman, bertakwa, cerdas, dan prestatif hanya mungkin jika menggunakan sistem Islam, melalui penerapan syariah dalam bingkai Daulah khilafah Rasyidah. Dengan diterapkannya sistem Islam, maka kita akan melihat menjamurnya para ilmuwan zuhud dan berguna bagi kemashlahatan umat. Wallahu’alam bi ash-shawab [Ashwa Rin]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar