Kamis, 23 Februari 2017

Generalisasi


Pernah dengar istilah generalisasi ? Istilah ini tentunya tidak asing lagi terutama bagi para akademisi. Generalisasi adalah proses pengambilan kesimpulan umum dari sejumlah fenomena atau hal (khusus), yang mengikat seluruh fenomena atau hal sejenis. Misalnya, jika botol minum dibakar akan meleleh, jika sedotan dibakar akan meleleh, jika ember dibakar akan meleleh, dan kesimpulan umum yang diambil dari fenomena-fenomena khusus tersebut adalah bahwa semua benda plastik yang dibakar akan meleleh. Kesimpulan umum tersebut akan bernilai salah apabila ada benda plastik yang dibakar tapi tidak meleleh.
Generalisasi ini adalah salah satu metode penalaran untuk merumuskan suatu ilmu atau pengetahuan. Tentunya generalisasi ini akan membantu dalam mempelajari berbagai fenomena. Contoh lainnya, pulpen yang dilempar ke atas akan jatuh ke bawah, buku yang dilempar ke atas akan jatuh ke bawah, tas yang dilempar ke atas akan jatuh ke bawah, kesimpulan yang diambil dari berbagai fenomena itu adalah bahwa semua benda yang dilempar ke atas akan jatuh ke bawah.  Inilah kesimpulan umumnya yang diperoleh dari proses generalisasi.
Untuk mengeneralisasi, fenomena-fenomena khusus yang diuji atau diselidiki haruslah bisa mewakili fenomena umum yang disimpulkan agar kesimpulan tersebut dapat mengikat seluruh fenomena sejenis. Jika ada fenomena sejenis yang tidak sesuai dengan kesimpulan umum tersebut, maka ada dua hal yang mungin terjadi. Pertama, ada faktor eksternal yang membuat fenomena itu tidak sejalan dengan kesimpulan umum, sehingga fenomena itu termasuk fenomena khusus. Kedua, kesimpulan tersebut merupakan kesimpulan yang salah.
Generalisasi fenomena ilmiah tentu tidak sama dengan generalisasi fenomena sosial. Tentu karena sifat keduanya yang berbeda. Hal-hal ilmiah dapat dikelompokkan menjadi kategori-kategori yang sifatnya tetap. Tetapi untuk hal-hal sosial, sifatnya dinamis dan unik. Melakukan generalisasi secara terburu-buru  hanya menunjukkan kemalasan berpikir yang pada akhirnya menghasilkan kesimpulan yang salah. Generalisasi yang salah hanya akan menjadi hoax. Sebagian kaum muslim cenderung mengeneralisasi berita tentang fenomena atau hal yang tampak sesuai atau baik untuk islam sebagai sebuah kebenaran. Generalisasi semacam itu hanya menunjukkan kemalasan berpikir untuk membuktikan kebenaran. Bangkitnya kaum muslimin tergantung pada pemikirannya. Jika kaum muslim malas berpikir, bukannya kebangkitan yang diperoleh tapi kaum muslim justru akan semakin terperosot dalam kemunduran. Seorang muslim haruslah bersikap kritis dan cerdas agar kebangkitan Islam itu segera terwujud. Wallahu a’lam bi ash-shawab. [Ashwa Rin]

Sungguminasa, 25/12/2015, Jumat, 12:01


Tidak ada komentar:

Posting Komentar