Pernah dengar istilah generalisasi ? Istilah
ini tentunya tidak asing lagi terutama bagi para akademisi. Generalisasi adalah
proses pengambilan kesimpulan umum dari sejumlah fenomena atau hal (khusus),
yang mengikat seluruh fenomena atau hal sejenis. Misalnya, jika botol minum
dibakar akan meleleh, jika sedotan dibakar akan meleleh, jika ember dibakar
akan meleleh, dan kesimpulan umum yang diambil dari fenomena-fenomena khusus
tersebut adalah bahwa semua benda plastik yang dibakar akan meleleh. Kesimpulan
umum tersebut akan bernilai salah apabila ada benda plastik yang dibakar tapi
tidak meleleh.
Generalisasi ini adalah salah satu metode
penalaran untuk merumuskan suatu ilmu atau pengetahuan. Tentunya generalisasi
ini akan membantu dalam mempelajari berbagai fenomena. Contoh lainnya, pulpen
yang dilempar ke atas akan jatuh ke bawah, buku yang dilempar ke atas akan
jatuh ke bawah, tas yang dilempar ke atas akan jatuh ke bawah, kesimpulan yang
diambil dari berbagai fenomena itu adalah bahwa semua benda yang dilempar ke
atas akan jatuh ke bawah. Inilah
kesimpulan umumnya yang diperoleh dari proses generalisasi.
Untuk mengeneralisasi, fenomena-fenomena
khusus yang diuji atau diselidiki haruslah bisa mewakili fenomena umum yang
disimpulkan agar kesimpulan tersebut dapat mengikat seluruh fenomena sejenis.
Jika ada fenomena sejenis yang tidak sesuai dengan kesimpulan umum tersebut,
maka ada dua hal yang mungin terjadi. Pertama, ada faktor eksternal yang
membuat fenomena itu tidak sejalan dengan kesimpulan umum, sehingga fenomena
itu termasuk fenomena khusus. Kedua, kesimpulan tersebut merupakan kesimpulan
yang salah.
Generalisasi fenomena ilmiah tentu tidak
sama dengan generalisasi fenomena sosial. Tentu karena sifat keduanya yang
berbeda. Hal-hal ilmiah dapat dikelompokkan menjadi kategori-kategori yang
sifatnya tetap. Tetapi untuk hal-hal sosial, sifatnya dinamis dan unik. Melakukan
generalisasi secara terburu-buru hanya
menunjukkan kemalasan berpikir yang pada akhirnya menghasilkan kesimpulan yang
salah. Generalisasi yang salah hanya akan menjadi hoax. Sebagian kaum muslim
cenderung mengeneralisasi berita tentang fenomena atau hal yang tampak sesuai
atau baik untuk islam sebagai sebuah kebenaran. Generalisasi semacam itu hanya
menunjukkan kemalasan berpikir untuk membuktikan kebenaran. Bangkitnya kaum
muslimin tergantung pada pemikirannya. Jika kaum muslim malas berpikir,
bukannya kebangkitan yang diperoleh tapi kaum muslim justru akan semakin
terperosot dalam kemunduran. Seorang muslim haruslah bersikap kritis dan cerdas
agar kebangkitan Islam itu segera terwujud. Wallahu a’lam bi ash-shawab. [ Ashwa Rin]
Sungguminasa,
25/12/2015, Jumat, 12:01
Tidak ada komentar:
Posting Komentar